Apakah Ketebalan Selaput Dara Mempengaruhi Siklus Menstruasi?
06 January 2022
What's Happening
Girls, mungkin kamu bertanya-tanya sebenarnya ketebalan selaput dara dapat mempengaruhi siklus menstruasi atau nggak ya? Selaput dara merupakan membran mukus dengan lipatan tibus yang berada tepat di lubang vagina dan merupakan jaringan konektif berkolagen yang sangat elastis.
Selaput dara memiliki serabut saraf pada ujung pinggir dalam dan tidak memiliki elemen otot. Sehingga ketika sobek, pendarahan yang terjadi tidak separah saat menstruasi. Selaput dara memiliki bentuk berlubang yang dapat dilewati oleh darah dan sisa jaringan yang luruh saat menstruasi. Lubang selaput dara bervariasi pada setiap individu. Saat lahir, bentuk selaput dara seperti cincin kecil. Bentuk ini berubah menjadi bulan sabit di atas 3 tahun dan akan terus mengalami perubahan selama pertumbuhan seseorang. Nah bagaimana dengan ketebalan selaput dara? Apakah mempengaruhi siklus menstruasi?
Photo by Billie on Unsplash
Ketebalan Selaput Dara dan Siklus Menstruasi
Ketebalan selaput dara sebenarnya tidak mempengaruhi siklus menstruasi, melainkan lubang atau robekan pada selaput dara. Robekan tersebut dapat diukur melalui pemeriksaan keperawanan. Namun, pemeriksaan keperawanan tidak dapat mengukur ketebalan selaput dara.
Pemeriksaan ini juga tidak dapat memberikan penyebab dari abnormalitas yang ada, misalnya laserasi, lubang selaput dara yang melebar, atau luka jaringan. Pemeriksaan ukuran dan besar dari lubang selaput dara juga bergantung pada usia, berat, tinggi, dan faktor hormonal.
Selaput dara memiliki lubang yang berguna sebagai jalan keluarnya darah dan sisa jaringan menstruasi. Jika tidak ada lubang, maka disebut imperforasi selaput dara. Kondisi ini jarang terjadi dan kebanyakan tidak mengalami gejalanya sampai masa remaja. Darah menstruasi yang seharusnya keluar akan terakumulasi di dalam vagina dan rahim.
Kondisi ini dapat menyebabkan perempuan tidak mengalami menstruasi, merasakan nyeri pinggang dengan siklus waktu tertentu, dan retensi urin. Jika tidak ditangani, kondisi selaput dara yang tidak berlubang ini dapat menyebabkan infeksi, ketidaksuburan, endometriosis, bahkan hidronefrosis dan gagal ginjal pada beberapa kasus langka.
Dari informasi ini dapat disimpulkan bahwa tebal tipisnya selaput darah tidak mempengaruhi siklus menstruasi. Siklus dan kondisi menstruasi justru dipengaruhi oleh keberadaan dan kondisi lubang pada selaput dara. Jika terlalu kecil atau tidak ada, darah dan jaringan dalam rahim tidak dapat keluar dan menyebabkan penderita tidak mengalami menstruasi.
Sebaliknya, kondisi menstruasi dapat mempengaruhi ketebalan selaput dara. Hormon estrogen dapat meningkatkan kolagen dan protein dalam tubuh. Peningkatan ini memberikan efek kepada selaput dara karena selaput dara termasuk jaringan kolektif berkolagen. Tapi kamu tidak usah khawatir karena perubahannya tidak signifikan.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Photo by Andres Ayrton from Pexels
Faktor utama yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi adalah kondisi ovulasi sel telur akibat ketidakteraturan fungsi hipotalamus yang berhubungan dengan penurunan hormon pelepas gonadotropin dan disregulasi aksis HPA (hypothalamic-pituitary-adrenal). Beberapa studi juga menunjukkan perubahan kadar hormon dipengaruhi dari pola gaya hidup, kondisi kesehatan secara umum, obesitas, sampai kadar stres.
Jika siklus menstruasimu terganggu, jangan ragu untuk mengevaluasi faktor-faktor di atas ya, girls! Kamu pernah mengalami siklus menstruasi yang terganggu? Yuk, bagikan cara kamu mengatasinya di Instagram @womenhealthypedia !
mana dengan ketebalan selaput dara? Apakah mempengaruhi siklus menstruasi?