Infeksi Jamur Vagina: Gejala dan Penyebabnya
Meskipun gak berbahaya, infeksi jamur vagina bisa nimbulin rasa gak nyaman dan bisa bertambah parah kalau gak diobati dengan benar.
APA ITU INFEKSI JAMUR VAGINA?
Infeksi jamur vagina dalam dunia medis disebut kandidiasis vaginalis. Jenis infeksi yang disebabin pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan. Selain di vagina, jamur ini bisa tinggal di berbagai tempat dalam tubuh, kayak mulut, tenggorokan usus, dan lipatan kulit. Infeksi jamur vagina sendiri adalah masalah perempuan yang paling umum dan bisa terjadi di umur berapapun. Ada sekitar 3 dari 4 perempuan yang mengalami infeksi jamur vagina.
KAYAK APA SIH GEJALANYA?
infeksi jamur vagina bisa terkena bukan cuma pada vagina bagian dalam tapi juga vagina bagian luar (vulva), dan gejalanya pun jelas terlihat, yaitu:
-
- Rasa gatal yang parah pada vagina
- Nyeri atau perih pas buang air kecil atau ketika berhubungan seksual
- Bagian luar atau bibir vagina (vulva) tampak kemerahan atau bengkak
- Muncul ruam di bibir vagina
- Keluar keputihan abnormal, teksturnya menggumpal seperti yogurt kental tapi gak berbau.
Perlu diketahui, gejala infeksi jamur vagina di tiap perempuan berbeda-beda. Ada yang cuma ngalamin satu gejala aja dan gak parah, ada juga yang ngalamin semua gejalanya dalam waktu bersamaan atau estafet munculnya. Yang pasti infeksi jamur vagina ini bisa nimbulin luka di kulit bibir vagina yang bisa berlangsung lama.
SEBABNYA KARENA APA SIH?
Penyebab utama infeksi jamur vagina adalah jamur Candida Albicans yang tumbuh dan berkembang gak normal karena: Pakai celana dalam yang ketat. Dilansir dari Prevention, menurut Tanareh Shirazian, MD, asisten dosen dari Departemen Kebidanan dan Kandungan di NYU Langone Medical Center, celana dalam yang terlalu ketat bikin area vagina yang selalu basah karena mengeluarkan cairan pelumas (lubricant), jadi lembap berlebihan karena gak ada aliran udara sehingga memicu pertumbuhan jamur berlebihan. Makanya penting untuk memlih celana dalam yang benar.
Perubahan hormon. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron ketika menstruasi (haid), hamil, menyusui, ataupun menggunakan pil KB bisa memicu infeksi jamur vagina. Dilansir dari HelloSehat, kadar estrogen yang tinggi bisa bikin vagina menghasilkan lebih banyak glikogen (simpangan glukosa di otot), yang bikin jamur jadi tumbuh subur di vagina.
Duching vagina, membersihkan bagian dalam vagina dengan cara menyemprotkan bagian dalam vagina dengan cairan pembersih. Gak cuma bisa nyebabin infeksi jamur vagina, douching juga bisa berisiko kanker dan masalah pada organ dalam vagina
Diabetes yang gak terkontrol. Did you know kalau gula itu adalah makanan favoritnya jamur untuk tumbuh dan berkembang biak? Kalau kadar gula darah di dalam tubuh kita gak terkontrol -karena kebanyakan makan yang manis-manis-, maka jaringan lunak dan cairan vagina kita akan mengandung banyak glukosa. Akibatnya, jamur jadi tumbuh gak terkontrol yang bisa nyebabin infeksi.
Efek samping obat-obatan kayak antibiotik dan pil KB, serta terapi hormon juga bisa jadi penyebab infeksi jamur vagina lho.
Sistem kekebalan tubuh (imun) yang melemah. Misalnya terkena HIV/AIDS, sedang ngejalanin kemoterapi, dan malnutrisi. Sistem imun yang lemah bikin tubuh kita gak mampu melawan serangan infeksi jamur yang masuk ke tubuh.
GIMANA DONG CARA MENCEGAHNYA?
Kita bisa melakukan beberapa cara pencegahan supaya gak kena infeksi jamur vagina dengan cara:
Pakai pakaian dan celana dalam yang nyaman dan bisa menyerap keringat. Celana dalam sebaiknya diganti dua kali sehari, terutama kalau sudah basah. Selain itu, pakaian dalam kayak bra dan celana dalam itu punya masa kadaluwarsa lho, jadi harus banget rutin diganti dengan yang baru.
Ganti pantyliner rutin 3 jam sekali. Dan pilih pantyliner yang baik, yang punya breathable layer supaya area vagina kita tetap bisa bernapas. PIlih Softex Pantyliner Natural Cool, dengan ekstrak daun mint dan daun sirih, ampuh cegah lembap dan menghambat pertumbuhan bakteri. Sensasi dinginnya alami, bikin nyaman deh beraktivitas! HIndari pakai cairan pembersih kewanitaan. Vagina sebenarnya bisa membersihkan dirinya sendiri. Apalagi vagina punya ph alami yang sebaiknya gak diganggu gugat. Penggunaan cairan pembersih kewanitaan malah akan mengganggu habitat vagina.
Bersihkan vagina dengan benar. Cara bersihin vagina yang benar, adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (ke anus atau pantat), bukan sebaliknya ya. Dan hindarin kebiasaan menggaruk vagina karena bisa melukai vagina.