Diet Keto dan Siklus Menstruasi
18 May 2020
Health and Wellness
Siapa disini yang suka coba macam-macam diet? Biasanya sebagian perempuan melakukan diet untuk mengurangi berat badan yang berlebih, tapi ga jarang lho yang melakukan diet agar tubuh lebih sehat! Diet memiliki berbagai jenis, salah satunya itu Diet Keto. Nah Healthy Women, kalian tau nggak sih Diet Keto itu apa?
Apa itu Diet Keto?
Diet Keto atau Ketogenik merupakan diet yang terdiri dari jumlah lemak yang tinggi, protein sedang, dan karbohidrat yang sangat rendah. Komposisi yang akan kita dapatkan dari diet keto ini adalah 50-55% lemak, 30-35% protein dan 5-10% karbohidrat. Dalam satu hari diet keto ini, kita bisa mendapatkan 2000 kkal yang karbohidratnya hanya berjumlah 20-50 g lho!
Bagaimana Diet Keto Bekerja?
Saat kita mengurangi asupan karbohidrat untuk tubuh, pastinya produksi hormon insulin kita secara signifikan juga berkurang yang menyebabkan perubahan pada metabolisme tubuh. Nah metabolisme tubuh seseorang yang sedang diet keto akan berubah menjadi pembentukan gula dari protein lemak. Kadar gula dalam darah sangat rendah ini tentunya tidak bisa mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh sehingga tubuh akan memproduksi Badan Keton. Badan Keton ini lah yang akan menjadi sumber energi kita baik untuk otak, jantung, otot dan ginjal saat saat kadar gula dalam tubuh rendah. Produksi Badan Keton ini dipengaruhi oleh metabolisme tubuh saat istirahat, indeks massa tubuh, serta persentase lemak pada tubuh.
Diet Keto Bisa Mempengaruhi Siklus Menstruasi?
Sebuah studi mengatakan kalau diet rendah karbohidrat (total karbohidrat < 45% dari komposisi makanan yang dikonsumsi) seperti diet keto ini memiliki hubungan dengan siklus menstruasi atau pelepasan sel telur yang lebih teratur pada perempuan yang mengalami sindrom ovarium polikistik atau memiliki berat badan berlebih. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa orang dengan sindrom polikistik yang melakukan diet rendah karbohidrat (45% dari total kalori) akan memperbaiki siklus menstruasi dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena pembatasan karbohidrat yang berhubungan dengan penurunan produksi insulin. Kadar insulin yang tinggi ditambah dengan sindrom ovarium polikistik ini yang menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur. Akan tetapi, jumlah optimal karbohidrat yang harus dikonsumsi untuk memperbaiki siklus menstruasi sindrom tersebut masih belum disepakati.
Jadi, diet keto yang dapat menurunkan berat badan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi siklus menstruasi seperti amenorrhea (kondisi tidak menstruasi), Healthy Women. Frekuensi amenorrhea ini akan meningkat sesuai dengan penurunan berat badan kita. Hal ini terjadi karena penurunan berat badan lebih dari 20% yang menyebabkan penurunan hormon menstruasi LH, Follicle Stimulating Hormone (FSH), dan hormon estrogen dan peningkatan hormon kortisol.
Saat penurunan berat badan, tubuh kita juga akan mengalami penurunan hormon gonadotropin yang dihasilkan kelenjar di otak dan penurun produksi estrogen oleh indung telur. Dan hal inilah yang menyebabkan gangguan siklus menstruasi kita. Asupan kalori yang tidak memadai berhubungan dengan jumlah hormon leptin yang rendah pada perempuan dengan amenorrhea. Penurunan leptin karena penurunan asupan energi dapat menyebabkan gangguan pelepasan sel telur dari indung telur. Pembatasan kalori diketahui berhubungan dengan penurunan kadar LH sehingga berdampak pada gangguan pelepasan sel telur dan gangguan siklus menstruasi.
Nah Healthy Women, kesimpulannya hubungan antara diet ketogenik dan siklus menstruasi belum sepenuhnya dipahami. Namun penurunan berat badan dalam jumlah besar yang dapat terjadi pada diet keto ini dapat menimbulkan gangguan siklus menstruasi akibat perubahan kadar hormon menstruasi. Semoga bermanfaat Healthy Women!