Fakta Keputihan Yang Harus Kamu Tahu
KEPUTIHAN ADALAH CARA PEMBERSIHAN VAGINA
Nggak usah panik kalau lagi mengalami keputihan. Karena sebenarnya keputihan atau vaginal discharge adalah hal yang normal, terutama buat perempuan yang berada di usia subur. Keluarnya keputihan sebenarnya jadi tanda kalau vagina kita lagi membersihkan diri, dan punya fungsi mengeluarkan kuman yang ada dari dalam tubuh, serta melindungi vagina dari infeksi. Normalnya, cairan yang keluar dari vagina kita ini biasanya berwarna bening dan nggak berbau menyengat.
Jadi sebenarnya tanpa kita bersihkan dengan sabun (yang malah kadang justru membahayakan flora yang ada di dalamnya), vagina kita secara alami mampu mempertahankan kesehatannya dari ancaman penyakit berbahaya. Tapi bukan berarti vagina kita nggak dicuci ya! Tetap bersihkan dengan air bersih yang mengalir setelah buang air kecil atau buang air besar, dan sebelum mengganti pembalut saat menstruasi (haid).
KEPUTIHAN SEBELUM MENTRUASI
Sebelum hari menstruasi (haid) kita datang, di siklus ovulasi atau masa subur tepatnya, biasanya volume, tekstur, dan warna keputihan kita akan berubah dibanding hari-hari biasanya. Selama nggak ada gejala lain yang bikin kita nggak nyaman sih, hal ini normal banget. FYI, masa subur ini biasanya 12 - 16 hari sebelum menstruasi (haid) datang, tapi musti diingat hal ini bisa berbeda-beda tiap perempuan. Setelah itu, keputihan juga akan keluar di minggu pertama setelah selesai masa menstruasi (haid).
Hal ini terjadi karena adanya pelepasan sel telur matang dari ovarium yang terjadi selama siklus menstruasi (haid). Diikuti juga dengan lender serviks bertekstur tipis seperti putih telur dan berserat ikut keluar dari vagina karena pengaruh dari hormone estrogen.
Nah, biasanya untuk perempuan yang berencana untuk hamil, masa subur ini justru masa yang tepat buat melakukan hubungan seksual. Karena sebenarnya, cairan keputihan ini justru berfungsi melancarkan sperma buat mencapai sel telur yang akan dibuahi saat ovulasi.
KEPUTIHAN BISA JADI TANDA NGGAK NORMAL
Keputihan juga bisa jadi tanda kalau vagina kita lagi dalam keadaan nggak normal. Apalagi kalau lendir yang keluar justru berwarna dan berbau menyengat, menimbulkan gatal apalagi perih dan nyeri, kita harus ekstra hati-hati! Soalnya, bisa jadi ini jadi tanda kalau vagina kita lagi terserang penyakit, bisa karena jamur, bakteri, bahkan kanker atau penyakit menular kelamin.
Saat keputihan yang kita alami tersebut akibat infeksi, biasanya cairan yang keluar dari vagina justru punya warna yang khas, misalnya berwarna coklat, keabu-abuan, hijau, kuning, atau bahkan menggumpal kayak keju. Kalau udah seperti ini, langsung cek ke dokter ya! Selain keputihan nggak normal, ada 5 Masalah yang Sering Muncul di Area Vagina yang harus perempuan waspadai!
ARTI WARNA KEPUTIHAN
Lanjutan dari poin di atas nih, benar banget kalau keputihan yang nggak normal justru punya warna dan tekstur khas sebagai tanda ada masalah sama organ reproduksi kita. Misalnya aja kalau keputihan kita berwarna abu- abu kekuningan disertai dengan bau amis menyengat, bisa tanda kalau kita sedang mengalami vaginosis bakterialis (BV), karena adanya pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Atau cairan berwarna putih disertai tekstur menggumpal bisa jadi karena adanya infeksi jamur.
Ada banyak lagi warna-warna khas keputihan yang jadi tanda kalau ada sesuatu yang salah dari vagina kita. Buat lebih lengkapnya, cek yuk artikel APA ARTI WARNA KEPUTIHAN KITA berikut ini!
JUMLAH KEPUTIHAN 1 SENDOK SEHARI
Dilansir dari Women’s Health, perempuan rata-rata mengeluarkan cairan vagina dari keputihan dalam sehari sekitar 1-4 mililiter. Jumlah ini sebenarnya setara dengan 1-2 sendok makan, dan memang sih buat sebagian dari kita akan merasa rishi dan nggak nyaman saat harus berhadapan dengan kondisi vagina basah karena keputihan saat beraktivitas.
Selagi mengalami keputihan, jangan lupa untuk selalu gunakan Softex Pantyliners Forever Fresh, dengan lapisan Breathable Surface yang memiliki sirkulasi udara sehingga nggak akan terasa lembap berlebih, dengan bahan yang hypoallergenic dan nggak mudah geser! Pastinya hari-hari kita bakal terasa nyaman banget, walaupun lagi aktif-aktifnya. Jangan lupa untuk mengganti panyliner-mu setiap 2-3 jam sekali agar vagina kita tetap sehat!
KEPUTIHAN DIPENGARUHI HORMON
Datangnya keputihan sebenarnya dipengaruhi oleh 2 hormon reproduksi kita, yaitu estrogen dan progesterone. Sesuai dengan siklusnya, saat masa subur jumlah estrogen di dalam tubuh kita bakal meningkat. Karena ini, cairan vagina akan menjadi lebih kental seperti putih telur dan jumlahnya bertambah banyak, yang sebenarnya berguna memudahkan sperma diantar bertemu sel telur.
Tapi di saat nggak ada pembuahan, hormon progesteron akan meningkat dan ini bikin keputihan dari vagina kita kembali mengental, dan semakin lama bakal menghilang. Nah, begitu memasuki masa menstruasi (haid), otomatis keputihan kita juga akan makin sedikit karena kadar hormon progesteron kita yang juga tinggi di masa-masa itu.
Selain hormon estrogen dan hormon progesteron, setidaknya ada 5 HORMON YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PEREMPUAN
ADA CARA ALAMI ATASI KEPUTIHAN NGGAK NORMAL
Sebelum ke dokter, sebenarnya ad acara alami yang bisa kita lakukan sebagai usaha menghilangkan keputihan nggak normal di vagina kita. Karena keputihan berbau dan berwarna khas biasanya disebabkan oleh jamur dan bakteri, kita bisa mengobatinya dengan beberapa bahan alami yang mengandung antiseptik alami dan ampuh dalam mengatasi masalah keputihan. Misalnya aja dengan mengonsumsi kunyit untuk membunuh jamur Candida albicans penyebab infeksi vagina, meminum atau membasuh vagina dengan air rebusan daun sirih (tapi jangan setiap hari ya!), berendam di air larutan cuka apel selama 20 menit, mengoleskan cacahan bawang putih, hingga mengoleskan minyak kelapa yang punya fungsi memerangi bakteri dan jamur penyebab infeksi. Kita juga bisa temukan beberapa jamu dari bahan-bahan alami untuk mengatasi keputihan berlebih.
Tapi kalau cara tradisional dan alami ini nggak membuat keputihan jadi membaik, disarankan untuk langsung menhubungi dokter spesialis obsterti dan ginekologi (obgyn) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.